Sabtu, 22 Januari 2011

Kisah Kanibalisme Demi Bertahan Hidup







Hidup merupakan anugerah terindah yang diberikan Allah kepada mahluknya. Demi kelangsungan kehidupan di dunia setiap manusia berusaha kerasnya mempertahankan kehidupannya. Ini adalah kisah luar biasa dari sekelompok orang yang melakukan praktek kanibalisme demi mempertahankan hidupnya. Terdampar di Pegunungan terkecil di musim dingin tanpa makanan membuat mereka tidak berpikir waras.
Sebuah pesawat Force milik Uruguay jatuh di pegunungan Andes, Chili pada tahun 1972. Demi bertahan hidup penumpangnya terpaksa memakan temannya sendiri. Hal ini berlangsung selama 72 hari sampai mereka ditemukan.
Awal peristiwa ini bermula dari jatuhnya pesawat carteran Uruguay Air Force Flight 571 yang membawa 45 orang penumpang, termasuk tim rugby beserta keluarganya di pegunungan Andes pada 13 Oktober 1972.
Dari kecelakaan itu, 29 penumpang berhasil selamat akan tetapi medan yang berat membuat satu persatu dari mereka bertumbangan. Delapan orang meninggal karena tertimbun longsoran salju dan yang lainnya menyusul dengan berbagai sebab baik karena cuaca yang sangat dingin maupun cidera. Akhirnya, hanya 16 orang bertahan hidup sampai ditemukan pada 23 Desember 1972.
Hebatnya mereka berjuang sendiri mencari bantuan. Pemerintah telah menganggap mereka korban hilang yang tidak ditemukan, sampai akhirnya korban melaporkan sendiri lokasi mereka berada. Luar biasa ! sebuah perjuang hidup yang menakjubkan.
Ditengah cuaca musim dingin serta tidak adanya persediaan makanan, para korban berpikir cepat untuk bisa bertahan hidup. Satu-satunya cara bertahan hidup adalah dengan memakan mayat teman mereka sendiri. Memang sungguh ironis tapi ini adalah salah satu cara para korban untuk bertahan hidup.
Lebih menyakitkan lagi lewat radio mereka mengetahui pencarian terhadap korban jatuhnya pesawat force dihentikan. Akhirnya, dua dari korban, Nando Parrado dan Roberto Canessa berjuang mencari bantuan. Selama 12 hari menuruni pegunungan Nando dan Roberto akhirnya ditemukan penduduk setempat, Sergio Katalan.
Semua korban yang selamat dibawa dan dirawat di rumah sakit Santiago. Kebanyakan dari mereka menderita penyakit ketinggian, dehidrasi, radang dingin, patah tulang, kudis dan kusta.
Pengalaman luar biasa ini di abadikan dalam sebuah film pada tahun 1993. Pada tahun 2006, Nando Parrado salah satu korban yang selamat membukukan pengalaman dramatisnya dalam sebuah buku berjudul “Miracle in The Andes: 72 Days on The Mountain and My Long Trek Home.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar